Nilai ekspor Provinsi Maluku Utara pada Februari 2020 sebesar US$19,71 juta, mengalami penurunan 65,39 persen dibanding Januari 2020 yang senilai US$56,95 juta. Ekspor Maluku Utara pada Februari 2020 berupa golongan barang bijih, kerak, dan abu logam (HS 26) dan besi dan baja (HS 72) ke Tiongkok. Secara kumulatif, ekspor Maluku Utara Januari–Februari 2020 sebesar US$76,66 juta, mengalami penurunan 23,47 persen dibandingkan periode Januari– Februari 2019 yang sebesar US$100,17 juta. Secara kumulatif, volume ekspor Maluku Utara Januari– Februari 2020 sebesar 316,91 ribu ton, mengalami penurunan sebesar 76,65 persen dibanding Januari-Februari 2019 yang sebesar 1.357,47 ribu ton. Nilai ekspor Indonesia Februari 2020 mencapai US$13,94 miliar atau meningkat 2,24 persen dibanding ekspor Januari 2020. Demikian juga jika dibanding Februari 2019 naik 11,00 persen. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2020 mencapai US$27,35 miliar atau meningkat 4,10 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.
Nilai impor Provinsi Maluku Utara pada Februari 2020 sebesar US$209,82 juta, mengalami peningkatan 1.446,85 persen dibanding Januari 2020 yang senilai US$13,56 juta. Volume impor Maluku Utara pada Februari 2020 sebesar 160,11 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 2.045,29 persen dibanding Januari 2020 yang sebesar 7,46 ribu ton. Pada bulan Februari 2020, Provinsi Maluku Utara mengimpor 38 golongan barang dengan nilai impor terbesar pada golongan Mesin-mesin/ Pesawat Mekanik (HS 84) senilai US$93,26 juta. Barang impor Maluku Utara pada bulan Februari 2020 berasal dari Tiongkok, Australia, dan Singapura. Nilai impor Maluku Utara pada Januari-Februari 2020 adalah sebesar US$223,38 juta atau meningkat sebesar 650,07 persen dibandingkan dengan impor Januari-Februari 2019 yang senilai US$29,78 juta. Volume impor Maluku Utara Januari-Februari 2020 sebesar 167,58 ribu ton atau mengalami peningkatan sebesar 55,98 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2019. Nilai impor Indonesia Februari 2020 mencapai US$11,60 miliar atau turun 18,69 persen dibanding Januari 2020, demikian juga apabila dibandingkan Februari 2019 turun 5,11 persen.